Monday, April 9, 2012

Teori Akuntansi_Pendekatan Tradisional untuk perumusan Teori Akuntansi


NAMA           : CITRA PUSPITASARI
NIM                : 142090183
KELAS           : EA –A

PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

4.1         HAKIKAT AKUNTANSI : BERBAGAI GAMBARAN
Akuntansi sebagai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secara tidak langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfat untuk suatu bidang tertentu. The Handbook of Accounting mengidentifikasi berbagai bidang yang memanfaatkan akuntansi yaitu: laporan keuangan, penentuan dan perencanaan pajak, audit independent, system-sistem pemrosesan data dan informasi, akuntansi biaya dan manajemen, akuntansi pendapatan nasional, dan konsultasi manajemen.
4.1.1      Akuntansi sebagai ideologi: Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologis–sebagai sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan sosial, ekonomi, dan politik saat ini. Persepsi ini ditunjukkan dengan sangat baik oleh Weber, yang mendefinisikan tindakan rasionalisasi ekonomi sebagai “perluasan penghitungan kuantitatif atau akuntansi dilakukan secara teknis dan nyata”.
4.1.2      Akuntansi sebagai bahasa: Akuntansi telah dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu cara, pengkomunikasian informasi tentang bisnis. Persepsi bahwa akuntansi merupakan suatu bahasa juga diakui oleh profesi akuntansi, yang mempublikasikan buletin terminologi akuntansi. Hal ini dinyatakan dalam literatur empiris, yang berusaha mengukur hubungan konsep-konsep akuntansi.
4.1.3      Akuntansi sebagai catatan historis: Akuntansi dipandang sebagai cara penyajian sejarah perusahaan dan transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain. Konsep pertanggungjawaban merupakan ciri hubungan prinsipal (pemilik) dengan agen (manajer). Pengukuran konsep pertanggungjawaban telah dikembangkan dari waktu ke waktu. Birnberg membedakannya dalam empat periode: 1) Periode pemeliharaan murni 2) Periode pemeliharaan tradisional    3) Periode utilisasi aktiva  dan 4) Periode terbuka
4.1.4      Akuntansi sebagai realitas ekonomi masa kini: Argumen yang mendukung pandangan ini adalah baik neraca maupun laporan laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi saat ini dari pada kos historis. Tujuan utama dari pandangan akuntansi ini adalah penetapan pendapatan sesungguhnya (true income).
4.1.5      Akuntansi sebagai sistem informasi: Pandangan Ini mengasumsikan akuntansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber informasi ,saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima. Pandangan tentang akuntansi memberikan manfaat yang baik secara konseptual maupun secara empiris.
4.1.6      Akuntansi sebagai komoditas: Pandangan ini muncul disebabkan adanya permintaan informasi khusus. Sebagai sebuah komoditas publik, akuntansi menyediakan dasar ideal untuk regulasi, yang berdampak pada kebijakan publik dan memantau seluruh bentuk perjanjian antara organisasi dengan lingkungannya.
4.1.7      Akuntansi sebagai mitos: Suatu penggunaan informasi akuntansi menjadi sebuah perilaku manajerial yang tepat. Menurut Martha Feldman dan James March: Pengumpulan informasi menyediakan suatu jaminan yang bersifat ritual bahwa telah dilakukan sikap yang benar dalam pengambilan keputusan.
4.1.8      Akuntansi sebagai alasan logis: Digunakan untuk melekatkan makna terhadap peristiwa dan karenanya menyediakan justifikasi bagi kejadian dimasa datang.
4.1.9      Akuntansi sebagai perumpamaan: Akuntansi memberikan kontribusi terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari organisasi. Akuntansi bertindak sebagai suatu gambaran organisasi melalui peristiwa yang telah diseleksi dan transaksi yang terjadi di organisasi. Konsekuensinya adalah timbul perasaan akan pentingnya akuntansi dan konsepsi tertentu mengenai realitas organisasi. 
4.1.10    Akuntansi sebagai percobaan: Akuntansi cukup fleksibel untuk mengakomodasi berbagai situasi, adaptasi solusi baru untuk masalah baru dan beradaptasi pada kasus yang paling kompleks. Perusahaan-perusahaan dapat melakukan percobaan melalui pemakaian data, teknik, laporan atau pengungkapan akuntansi yang berbeda agar sesuai dengan lingkungan tertentu yang mereka miliki dan untuk beradaptasi terhadap kondisi yang berubah, dan bukannya terhamnat atau terpaku kepada pendekatan konvensional yang sama. Akuntansi merupakan percobaan terutama ketika ia bersifat sukarela, inovatif dan tentative. 
4.1.11    Akuntansi sebagai distorsi: karena digunakan untuk mengendalikan atau mempengaruhi tindakan baik dari pengguna internal dan pengguna eksternal.
Tindakan disfungsional berupa manipulasi data ini disebut sebagai gangguan suara. Metode yang digunakan untuk mendistorsi system informasi dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori besar berikut ini : 
a.              Perataan atau penghalusan : mencakup proses pengubahan arus data alami atau terencana tanpa mengubah aktivitas actual dari organisasi. 
b.             Pembiasan : mencakup proses pemilihan tanda-tanda yang memiliki kemungkinan paling besar untuk diterima dan dipilih oleh pengirim. 
c.              Pemfokusan : mencakup proses baik penguatan ataupun pelemahan aspek-aspek tertentu dari sekumpulan informasi. 
d.             Permainan : mencakup proses menyelesaikan aktivitas-aktivitas oleh pengirim sehingga menyebabkan terkirimnya pesan. 
e.              Penyaringan : mencakup proses pemilihan aspek-aspek tertentu yang menguntungkan dari serangkaian informasi yang sama berharganya dari komunikasi melalui pengumpulan, penyajian, agregasi, penahanan, atau penundaan. 
f.              Tindakan illegal : mencakup proses pemalsuan data dan akibatnya melanggar hukum privat atau public. 
4.2         PENYUSUNAN DAN VERIFIKASI TEORI
Teori seharusnya tunduk menjadi subjek dari suatu tujuan yang bersifat logis dan empiris untuk membuktikan keakuratannya. Apabila teori didasarkan pada fenomena fisik atau sosial, pembuktiannya sebaiknya diprediksi melalui hubungan antara kejadian-kejadian dan observasi-observasi sesungguhnya yang digunakan untuk membuat kesimpulan. Suatu teori akuntansi seharusnya dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang ada: saat sejumlah fenomena muncul, fenomena-fenomena tersebut diharapkan dapat membuktikan kebenaran teori tersebut.
4.3         HAKIKAT TEORI AKUNTANSI
Tujuan utama teori akuntansoi adalah menyajiakn suatu dasar dalam memprediksi dan menjelaskan perilaku serta kejadian – kejadian akuntansi. Toeri didefinisikan sebagai “sekumpulan gagasan ataupun konsep, definisi dan dalil yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang suatu fenomena, dengan menjelaskan suatu variabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksi fenomena.
Ada beberapa pencetus teori yang berpendapat sebaliknya. E.S Hendrikson mendefinisikan teori akuntansi sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang (1) menyajikan suatu kerangka acuan umum di mana praktek akuntansi dapat dinilai, dan (2) mengarahkan pengembangan praktek dan prosedur baru. McDonald berpendapat bahwa suatu teori memiliki tiga elemen: 1) pengodean fenomena 2) manipulasi 3) penerjemahan kembali kedunia nyata.
4.4         METODOLOGI DALAM PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
Teori akuntansi deskriptif menggunakan metodologi secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi dan merupakan sebuah upaya untuk menilai apa yang terjadi melalui penyusunan praktek-praktek akuntansi sedangkan Teori akunatansi normatif merupakan sebuah upaya untuk menilai sejumlah praktek yang seharusnya dapat digunakan.
4.5         PENDEKATAN UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
1.             Pendekatan Non-teoritis, berupa pendekatan pragmatis dan pendekatan kekuasaan . Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis. Menurut pendekatan ini, teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya dengan proses pembuatan keputusan.
2.             Pendekatan teoritis
a.    Deduktif : Pendekatan ini dimulai dengan asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang bersifat umum (asumsi dasar tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi spesifik (pertama, prinsip-prinsip akuntansi dan kedua teknik-teknik akuntansi).
b.    Induktif: Pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan, gagasan, serta prinsip-prinsip akuntansi dan pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara berulang.
c.    Pendekatan Etis: pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran (fairness), keadilan (justice), keseimbangan (equity), dan kebenaran (truth). Justice sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak yang berkepentingan, truth sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan benar tanpa adanya kesalahan interpretasi, dan fairness sebagai penyajian yang wajar, tidak bias, dan tidak memihak.
d.   Pendekatan sosoilogi: Pendekatan ini menekankan pada pengarus sosial yang ditimbulkan teknik akuntansi yang merupakan perluasan konsep kewajaran yang dinamakan sosial kesejahteraan social. Pendekatan ini mengasumsikan adanya nilai-nilai sosial yang mapan yang dapat digunakan sebagai criteria dalam penyusunan teori akuntansi.
e.    Pendekatan ekonomi: Pendekatan ini menekankan pada pengendalian perilaku indicator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai praktek akuntansi. Criteria umum yang digunakan dalam pendekatan ekonomi makro adalah (1) kebijakan dan teknik akuntansi yang digunakan harus menyajikan realitas ekonomi dan (2) pemilihan teknik-teknik akuntansi harus bergantung pada konsekuensi ekonomik.
4.6       PENDEKATAN SELEKTIF UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
Secara umum, perumusan siatu teori akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip akuntansi telah mengikuti pendekatan selektif, atau kombinasi dari berbagai pendekatan. Pendekatan selektif ini telah memberikan peningkatan kepada pendekatan baru yang sedang diperdebatkan dalam literature : pendekatan peraturan, pendekatan perilaku serta pendekatan kejadian, prediksi da positif.

Pertanyaan :
1.     Pada pendekatan induktif dalam suatu teori itu mencakup empat tahap. Bagaimana cara menguji generalisasi pada pendekatan induktif?
2.       Mengapa dalam menyusun suatu teori akuntansi  dengan menggunakan pendekatan pragmatis dan kekuasaan itu dikatakan tidak terlalu berhasil untuk mencapai suatu kesimpulan yang memuaskan ?


Comments
0 Comments
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment