Monday, July 2, 2012

Teori akuntansi _Biaya


BIAYA
IAI (IASC) mendefinisi biaya dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002) sebagai berikut :
“Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu perioda akuntansi dalam bentuk arus keluar atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.”

Biaya mempunyai dua karakteristik utama yaitu :
1.      Aliran keluar atau penurunan asset
2.      Akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus
Selain dua karakteristik utama di atas, terdapat karakteristik lain yang bersifat sebagai konsekuensi, pendukung, atau penjelas.

Penurunan Aset
Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi transaksi atau kejadian yang menurunkan asset atau menimbulkan aliran keluar asset atau sumber ekonomik.

Operasi Utama yang Menerus
Tidak semua penurunan atau konsumsi asset membentuk biaya. Agar menjadi biaya konsumsi tersebut harus berkaitan dengan kegiatan utama atau sentral kesatuan usaha. Perusahaan dianggap ingin mendapatkan dan mengukur laba dengan tepat, harus ada kaitan yang logis antara biaya dan pendapatan

Kenaikan Kewajiban
Semua badan autoritatif mendefinisi biaya tidak hanya dari sudut penurunan asset tetapi juga dari kenaikan kewajiban. Alasannya adalah agar makna biaya cukup luas untuk mencukupi pula pos-pos yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun.

Penurunan Ekuitas
Penurunan ekuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena tidak setiap penurunan asset mengakibatkan penurunan ekuitas. Hal ini serupa dengan keteridentifikasian terbayar sebagai karakteristik pendukung pengertian kewajiban.



Rugi
Kata-kata kunci yang melekat pada pengertian rugi adalah: 1) Penurunan ekuitas (asset bersih); 2) Transaksi peripheral atau incidental; 3) Selain apa yang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik.
Seperti untung, empat sumber rugi yang di identifikasi FASB adalah (SFAC No.6, prg. 85):
(a) Peripheral dan incidental (b)  Transfer nontimbal-balik (c)   Penahanan asset (d)    Factor lingkungan

Pengakuan Biaya
Pengakuan menyangkut masalah criteria pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan nilai asset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa criteria pengakuan telah dipenuhi.

Kriteria Pengakuan
Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua criteria berikut terpenuhi (SFAC No. 5,prg. 85) :
a.       Konsumsi manfaat
Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasi operasi utama atu sentral entitas tersebut.
b.      Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang
Biaya atau rugi diakui bilamana asset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah berkurang manfaat ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.

Hubungan Kos dan Biaya
Biaya selalu dapat disebut kos karena kos melekat di dalamnya (konsep dasar kos melekat). Akan tetapi, kos tidak selalu dapat disebut biaya karena kos dapat juga merepresentasi asset.

Proses dan Konsep Penandingan   
Konsep atau prinsip penandingan adalah dasar pemikiran untuk menghubungkan pendapatan dan biaya sehingga laba yang dihasilkan bermakna. Prinsip penandingan menjadi suatu kebutuhan dalam akuntansi karena alasan berikut:
1)      Pengakuan pendapatan tidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena teknik pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut.
2)      Transaksi terjadinya pendapatan pada umumnya tidak berkaitan langsung dengan transaksi terjadinya biaya.

Menandingkan Bukan Mengkompensasi
Aliran pendapatan dan kos berbeda dan keduanya mencerminkan dua factor yang berbeda (upaya dan hasil) sehingga tipa factor harus ditunjukkan secara utuh sesuai dengan fungsinya. Pos yang satu tidak selayaknya dikompensasi dengan pos yang lain.

Basis Asosiasi
Dalam rangka menghubungkan biaya dan biaya, perlu dipertimbangkan basis asosiasi yang menggambarkan penandingan yang secara ekonomik layak. Berbagai basis asosiasi diantaranya sebagai berikut.

Asosiasi Sebab dan Akibat
      ·         Identifikasi Kos Produk
·         Produk Usang atau Musiman
      ·         Barang Rusak
      ·         Identifikasi Kos Nonproduk
      ·         Biaya Antisipasian
·         Alokasi Sistematik dan Rasional
·         Kriteria Penangguhan
·         Alokasi Kos Bergabung atau Bersama         
·         Alokasi Bukan Sarana Pemerataan Laba
·         Pendekatan Nonalokasi
Pendapat yang cukup kontroversal dan eksterm dikemukakan oleh Thomas (1987) tentang alokasi dalam akuntansi. Thomas menyatakan bahwa alokasi hanya dapat dipertahankan bila tiga karakteristik berikut dipenuhi:
1)      Ketertambahan
             2)      Ketakraguan
             3)      Keterpertahankan


PENANDINGAN DAN PENYAJIAN POS-POS BIAYA
Masalah pembebanan kos dan basis asosiasi di atas berlaku untuk semua jenis potensi jasa. Masalah khusus terjadi dalam hal sediaan dan asset tetap. Uraian berikut membahas masalah teoritis yang menyangkut pos-pos tersebut.

SEDIAAN
Masalah pengukuran dan penilaian sediaan pada akhir perioda dapat dinyatakan sebagai berikut :
1.      Penentuan besarnya kos barang yang terjual untuk ditandingkan dengan penjualan sehingga dapat ditentukan besarnya laba perusahaan.
2.      Penentuan nilai sediaan sebagai unsure asset lancer perusahaan. Penentuan nilai sediaan sangat penting untuk menilai likuiditas operasi perusahaan.

Metoda Asosiasi
Metoda asosiasi menjadi basis untuk menentukan unit fisik terjual dan kos yang melekat dengan jumlah rupiah penjualan.

Identifikasi Khusus
Namun demikian metode ini mengandung beberapa kelemahan antara lain :
a.       Jarang sekali pendapatan khusus ditandingkan dengan kos khusus karena pendapatan perusahaan merupakan hasil dari seluruh upaya perusahaan sebagai kesatuan.
b.      Untuk jenis barang yang homogen dan harganya relative murah, metoda ini menjadi terlalu mahal dan tidak sepadan dengan nilai tambahan informasi yang diperoleh
c.       Kalau fluktuasi harga sangat mencolok, metoda ini dapat digunakan sebagai alat manipulasi laba atau earnings management.

Metoda Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
Metoda ini sangat logis dalam merefleksi asosiasi sebab-akibat karena sangat sederhana dan jelas untuk memecah kos ke dalam dua komponen (sediaan dan barang terjual) atas dasar kos yang benar-benar melekat dalam kedua komponen tersebut.

Rata-Rata Berbobot
Metoda ini menganggap bahwa dalam proses produksi terjadi peleburan factor produksi yang sama selama satu perioda menjadi satu masa yang homogen.
Sediaan Normal
Metode ini sering disebut dengan metoda sediaan permanen (iron-stock method). Tujuannya adalah penandingan pendapatan sekarang sekaligus meniadakan kebutuhan pelaporan untung atau rugi menahan sediaan atau fluktuasi harga.

Masuk Terakhir Keluar Pertama
MTKP mempunyai beberapa keunggulan untuk pelaporan keuangan, beberapa kritik diajukan terhadap metoda ini yaitu antar lain :
a.       Penilaian sediaan untuk tujuan penyajian di neraca tidak menggambarkan potensi jasa yang sesungguhnya dan kemungkinan tidak mempunyai arti ekonomik lagi karena kos yang digunakan adalah kos yang sudah using.
b.      Metoda MTKP bukan merupakan metoda untuk mengatasi perubahan tingkat harga umum (daya beli) yang sering dijadikan alasan untuk penggunaan metoda ini.
c.       Metoda ini bertentangan dengan aliran fisis yang sesungguhnya sehinga tidak menggambarkan laba operasi perusahaan atas dasar kegiatan yang kronologis.

Implikasi Metoda Asosiasi Terhadap Laba
Jadi, dalam kondisi operasi perusahaan modern yang kompleks, apa yang dapat dicapai dalam penentuan laba periodic sebenarnya tidak dapat diharapkan lebih daripada pengukuran yang mendekati ideal.

FASILITAS FISIS
Dalam hal fasilitas fisik, kos yang terjadi pada saat pemerolehan pada umumnya diakui sebagai asset dan baru kemudian kos tersebut diakui sebagai biaya sesuai dengan pola penyerapan manfaat yang direpresentasi dengan kos.

Karakteristik dan Tujuan Pelaporan
Basis Pembebanan
Jadi, pembebanan kos fasilitas fisis untuk suatu perioda tidak dapat ditentukan atas dasar pengukuran fisis yang objektif tetapi lebih merupakan suatu hasil pertimbangan (judgement) atas dasar taksiran factor-faktor penentu (yaitu umur ekonomik, kapasitas ekonomik, dan nilai residual) yang sering tidak dapat diuji validitasnya secara objektif.

Makna Depresiasi
Jadi dapat dikatakan bahwa kos fasilitas fisis merupakan suatu bentuk ekstrem biaya dibayar dimuka; akuntansi depresiasi merupakan sarana untuk membebankan biaya dibayar di muka tersebut ke produksi atau perioda berjalan.

Depresiasi  Sebagai Proses Akumulasi Dana
Pengertian ini didasari oleh gagasan bahwa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan harus dapat mengganti fasilitas fisik yang habis umurnya.

Depresiasi Sebagai Pemulihan Investasi
Secara konseptual sama dengan pandangan di atas tetapi dianggap bahwa fasilitas fisis didanai dengan utang.

Depresiasi sebagai Proses Penilaian
Salah satu pendefinisian secara semantic adalah depresiasi dipandang sebagai penurunan potensi jasa (decline in serve potential) selama periode operasi akibat keausan fisis, konsumsi manfaat atau keusangan teknologis.

Nilai Setara Tunai (current cash equivalents)
Dengan basis ini penurunan nilai fasilitas fisis ditentukan dengan cara menghitung selisih nilai setara tunai pada awal dan akhir perioda.

Kontribusi pendapatan Neto Diskunan (discounted net revenue contribution)
Dengan penilaian ini, depresiasi ditentukan dengan cara menghitung selisih nilai diskunan aliran kontribusi pendapatan neto pada awal dan akhir perioda.

Depresiasi sebagai Sarana Penandingan Kos dengan Kontribusi Pendapatan Neto
Pendapatan neto disini adalah pendapatan yang dihasilkan oleh fasilitas fisis dikurangi biaya pengoprasian fasilitas fisis.


Metoda Alokasi
Metoda yang paling rasional adalah metoda yang mendasarkan diri pada aliran penyerapan kapasitas jasa tersebut.

Hubungan Depresiasi dan Laba
Ini  berarti besarnya biaya depresiasi bergantung pada besarnya pendapatan dalam perioda tertentu. Implikasinya adalah dalam hal pendapatan cukup kecil, akan terjadi semacam penundaan biaya depresiasi atau “tahun gemuk menutup tahun kurus.

Koreksi Terhadap Kesalahan Taksiran
Jadi, kalau pemberhentian dari penggunaan sudah pasti terjadi maka kos yang melekat pada fasilitas tersebut juga harus dihentikan, artinya tidak dapat lagi dibebankan ke produksi setelah pemberhentian.

TANAH
Oleh karenanya, dapat dianggap bahwa kos tanah tidak perlu didepresiasi atau diamortisasi menjadi biaya depresiasi.
Tanah Bukan Hak Milik Permanen
Dalam keadaan seperti ini, akuntansi yang sehat menghendaki pemisahan kos tanah menjadi bagian yang dimasukkan sebagai kos sisa tanah (kalau ada) dan bagian yang menunjukkan kos elemen tanah yang dapat habis jasanya (potensi jasa tanah untuk ditanami).
Sumber Alam
Kos sumber alam tersebut (tidak termasuk sisa nilai tanah) harus diserap secara sistematik ke produksi atas dasar pengambilan atau konsumsi. Kos yang diserap ini disebut deplesi.

ASET TAK BERWUJUD
1.         Goodwill
Goodwill adalah selisih lebih jumlah rupiah tunai atau setaranya yang dibayarkan oleh perusahaan pembeli di atas nilai pasar wajar atau nilai buku kekayaan fisis perusahaan yang dibeli.
2.             Kos Organisasi
Jadi kos organisasi tidak semestinya diamortisasi dalam hal perusahaan barjalan terus dan berkembang tetapi tidak semestinya dipertahankan tetap utuh dalam hal perusahaan mengalami kemunduran yang terus menerus.

PENYAJIAN BIAYA
Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan saran untuk itu adalah statemen laba rugi.
Comments
0 Comments
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment