Friday, December 30, 2011

Materi Manajemen Keuangan_ Estimasi Aliran Kas


ESTIMASI ALIRAN KAS dan ANALISIS RESIKO
( CASH FLOW ESTIMATION and RISK ANALYSIS )

A. Definisi  Estimasi Arus Kas ( Cash flow Estimation)
            Arus kas adalah pengeluaran untuk investasi dan arus kas masuk bersih setiap tahun setelah proyek beroperasi atau dijalankan.
B. Mengindentifikasi Arus Kas Yang Relevan ( Relevant cashflow )
            Arus kas yang relevan adalah  sebagai arus kas tertentu atau spesifik yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pengaggaran modal.
a.    Arus Kas Proyek versus Laba Akuntansi
            Ingatlah bahwa arus kas bebas akan dihitung sebagai berikut :

Arus        Laba opr                            Pengeluaran                        Perubahan dalam modal
kas      =  stlh pajak   +  Dep.   -             modal         -            kerja operasional
bebas
                                                            Pengeluaran                              Aktiva Sekarang -
            = EBIT (1-T)  + Dep. -                 modal       -                Kewajiban Spontan
 


  Arus kas bebas adalah arus kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada para investor. Sebagaiman nilai sebuah perusahaan akan tergantung pada arus kas bebasnya, demikian pula nilai suatu proyek. Kita akan mengilustrasikan estimasi arus proyek nanti dalam bab ini dengan contoh yang lebih kompherensif.                       
§  Biaya Aktiva Tetap
          yaitu , biaya aktiva tetap meliputi biaya peroleh ditambah dengan biaya pengiriman dan pemasangan. Sebagian besar proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas negatif. Walaupun aktiva mengakibatkan arus kas keluar, para akuntan tidak menyajikan pembelian aktiva tetap sebagai pengurang dari laba akuntansi. Sebagai gantinya, mereka mengurangkan beban depresiasi tiap tahun sepanjang umur aktiva tersebut.


§  Beban Nonkas
            yaitu , dalam menghitung laba bersih, para akuntan  biasanya mengurangkan depresiasi dari pendapatan setiap tahunnya. Jadi, meskipun akuntan tidak mengurangkan harga pembelian aktiva tetap dalam perhitungan laba akuntansi , tetapi mereka mengurangi beban depresiasi setiap tahun. Depresiasi melindungi laba terhadap pajak, dan hal ini memiliki dampak arus kas, tetapi depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung esyimasi arus kas suatu proyek.

§  Perubahan dalam Modal Kerja Operasi Bersih
            yaitu , peningkatan / kenaikan aktiva lancar yang dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan uang dagang dan akrual secara spontan.  Jika, perubahan ini positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan. Mendekati akhir umur proyek , persediaan akan habis  terpakai tetapi tidak diganti, dan piutang akan ditgih tanpa adanya piutang pengaanti . Seiring dengan perubahan ini, perusahaan akan menerima arus kas masuk. Akibatnya, investasi dalam modal kerja operasi akan dikembalikan pada akhir umu proyek.
b. Arus Kas Tambahan ( Incremental cashflow )
            Arus kas tambahan yaitu, perubahan jumlah total arus kas perusahaan yang terjadi sebagai akibat langsung diterimanya suatu proyek.
Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu ;
1.    Biaya Tertanam ( Sunk Costs)
adalah , suatu pengeluaran yang telah ditetapkan sebelumnya atau telah terjadi, sehingga tidak terpengaruh oleh keputusan yang telah dipertimbangkan.
Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan kedalam analisis.
2.    Biaya Kesempatan ( Opportunity Costs)
adalah , arus kas yang seharusnya dapat diperoleh / dihasilkan dari aktiva yang telah dimiliki perusahaan apabila / seandainya aktiva tersebut tidak untuk proyek yang sedang dianalisis.

3.    Pengaruh terhadap Barang lain ( Effect on Other Projets )
v  Eksternalitas ( externalities )  : Pengaruh yang dimiliki proyek terhadap bagian – bagian lain dari perusahaan.
v  Kanibalisasi ( canibalitzation) : Pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan.
C. Mengevaluasi Proyek Penganggaran Barang Modal
            Sampai titik ini, kita telah membahas beberapa aspek penting dalam analisis arus kas, tetapi kita belum melihat bagaiman aspek – aspek tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan penganggaran modal. Secara konseptual, keputusan – keputusan ini cukup jelas dasarnya : proyek yang potensial akan menciptakan nilai bagi pemegang saham perusahaan jika dan hanya jika nilai sekarang bersih dari arus kas tambahan proyek tersebut positif. Namun dalam praktiknya mengestimasi arus kas ini sangat sulit dilakukan.
v Proyek ekspansi baru ( new expantion project ) : proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan . Arus kas tambahan hanya berupa kas masuk dan arus kas keluar dari proyek tersebut. Jadi, disini arus kas tambahan hanya dapat berupa arus kas masuk dan arus kas keluar dari proyek tersebut. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan atau proyek yang diusulkan.

v Proyek pengganti ( replacement project ) : suatu proyek yang menggantikan aktiva yang ada dengan aktiva yang baru. Dalam analisis penggantian ini, perusahaan membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang baru dengan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada .
            Meskipun terdapat perbedaan – perbedaan diatas, prinsip dasar untuk mengevaluasi proyek ekspansi dan proyek pengganti adalah sama. Dalam setiap kasus, Arus Kas Proyek  Pada Umumnya meliputi hal – hal sebagai berikut :



1)    Pengeluaran investasi awal.
yaitu , investasi awal termasuk ada biaya aktiva tetap dimuka sehubungan dengan proyek yang ditambah dengan penambahan yang terjadi dalam modal kerja operasi bersih.
2)    Arus kas operasi selama umur proyek
yaitu , Ini merupakan arus kas masuk tambahan selama umur ekonomis proyek. Arus kas operasi tahunan sama dengan laba operasi setelah pajak ditambah depresiasi.
3)    Arus kas tahun berakhir
yaitu , Pada akhir umur suatu proyek, umumnya sejumlah arus kas tambahan sering kali diterima. Ini termasuk nilai sisa ( salvage value ) aktiva tetap, yang disesuiakan pajak jiak aktiva tersebut tidak dijual berdasarkan nilai bukunya, ditambah pengembalian dari modal kerja operasi bersih.

D. Analisis Resiko Proyek
            Analisis resiko proyek adalah, teknik analisis resiko diman sekumpulan keadaan keuangan yang baik dan buruk dibandingkan dengan situasi yang paling mirip, atau kasus dasar.
            Kasus Dasar  adalah, analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai yang paling mungkin terjadi.
            Ada Tiga jenis analisis resiko proyek yang terpisah dan berbeda, yaitu :
1. Stand Alone Risk ( Resiko Berdiri Sendiri )
            yaitu, resiko yang didasari asumsi bahwa proyek tersebut merupakan satu –satunya aktiva perusahaan dan bahwa perusahaan tersebut merupakan satu- satunya perusahaan yang dimiliki para investor bersangkutan. Resiko ini diukur dari variabilitas pengembalian yang diharapkan dari proyek tersebut.
            Terdiri dari 3 teknik untuk memperkirakan resiki berdikari :
            a). Sensitivity Analysis ( Analisis Sensitivitas )
                        yaitu , sebuah teknik yang mengindikasikan seberapa banyak NPV                                   atau IRR dapat berubah sebagai akibat dari adanya perubahan                               tertentu pada sebuah variabel input, jika variabel lain dianggap tetap.


            b). Scenario Analysis ( Analisis Skenario )
                        yaitu , Teknik analisis resiko yang mempertimbangkan baik sensitivitas                 NPV  terhadap perubahan variable- variabel kunci maupun rentangan                ( range ) dari nilai- nilai variabel yang sangat memungkinkan.
            Analisis skenario memberikan informasi yang berguna tentang resiko berdiri sendiri proyek. Akan tetapi, analisis ini  masih memiliki keterbatasan karena hanya memperhitungkan sedikit hasil akhir yang berlainan (NPV), meskipun masih banyak kemungkinan lain yang tidak terbatas jumlahnya.
            c). Monte Carlo Simulation ( Simulasi Monte Carlo )
                        yaitu,  Teknik analisis resiko diman kemungkinan kejadian yang terjadi                dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah                                               komputer, sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan                              indeks – indeks resiko.

            Langkah dalam simulasi adalah menetapkan distribusi probabilitas dari setiap variabel arus kas yang tidak pasti. Setelah itu dilakukan, maka selanjutnya adalah :
o   Memilih secara acak nilai untuk setiap variabel yang tidak pasti berdasarkan NPV yang telah ditetapkan diatas untuk mendpatkan model pertama.
o   Nilai yang dipilih untuk variabel yang tidak pasti,
o   Langkah 1 dan 2 diulang berkali- kali misalnya 1000 kali sehingga menghasilkan 1000 NPV yang membentuk distribusi probabilitas.

                        Seperti pada analisis skenario, kita menyerderhanakan ilistrasi tersebut dengan menghitung distribusi probabilitas untuk satu variabel kunci saja yaitu jumlah unit yang terjual. Keunggulan utama dari simulasi Monte Carlo  ini  adalah dapat ditunjukkanya berbagai hasil yang mungkin sekaligus denhgan probabilitasnya. Jadi hasilnya bukan satu titik estimasi dari NPV.

2.  Within Firm Risk ( Resiko didalam Perusahaan )
            yaitu , Pengaruh dari suatu proyek terhadap resiko perusahaan tanpa mempertimbangkan diversivikasi pemilihan saham dari masing – masing pemegang saham . Resiko ini diukur berdasarkan pengaruh proyek bersangkutan terhadap variabilitas laba perushaan.

3. Market Risk ( Resiko Pasar)
            yaitu , Proyek ditinjau dari sudut pandang seorang investor yang memiliki portolio saham yang sangat terdiversifikasi. Resiko ini ukur berdasarkan pengaruh proyek terhadap koefisien BETA perusahaan.
            Koefisien BETA itu sendiri adalah, ukuran resiko pasar yang sejauh mana pengembalian dari sebuah saham tertentu mengalami pergerakan dibursa saham.

Kesimpulan
            Kita telah membahas tiga jenis resiko yang sering diapakai dalam analisis penganggaran modal – resiko berdiri sendiri, resiko dalam perusahaan, dan resiko pasar –dan kita membahas secara –cara untuk menilai masing-masing resiko tersebut. Akan tetapi, masih tersisa dua pertanyaan yang harus dijawab : (1) Haruskah perusahaan memperhitungkan resiko berdiri sendiri atau resiko perusahaan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal, dan (2) apa yang harus dilakukan apabila penilaian resiko berdiri sendiri, resiko dalam perusahaan, dan resiko pasar mengarah kepada kesimpulan yang berbeda-beda?
            Pertanyaan- pertanyaan itu sulit untuk dijawab. Dari sudut pandang teori, investor yang sangat terdiversivikasi seharusnya hanya peduli pada resiko pasar, dan para menajer hanya peduli untuk memaksimalkan harga saham, dan kedua faktor ini harus mengarah pada kesimpulan bahwa resiko pasar ( resiko beta) seharusnya diberi bobot yang lebih besar dalampengambilan keputusan penganggaran modal. Akan tetpi jika investornya tidak terdiversivikasi dengan baik, jika CPAM tidak berjalan seperti yang disebutkan di dalam teori, atau jika masalah pengukuran membuat manager tidak percaya pada pendekatan CPAM dalam penganggaran modal , maka lebih baik memberikan bobot yang lebih besar pada resiko berdiri sendiri dan resiko perusahaan dari pada yag disarannkan oleh teori keuangan.
            Walaupun sangat baik jika kita dapat merekonsiliasi semua masalah ini dan mengukur resiko proyek menggunakan skala yang absolut, dlam praktiknya yang terbaik yang dapat dilakukan adalah mengestimasi resiko proyek secara relatif dan agak kabur. Misalnya , kita umumnya dapat mengatakan dengan tingkat kepercayaan yang cukup besar bahwa suatu proyek tertentu memiliki resiko berdiri sendiri yang lebih besar atau lebih kecil dari pada proyek-proyek perusahaan pada umumnya. Lalu, dengan berasumsi bahwa resiko berdiri sendiri dan resiko perusahaan memiliki korelasi yang tinggi, maka resiko berdiri sendiri suatu proyek akan menjadi ukuran yang baik dari resiko perusahaannya. Terakhir, denagn berasumsi bahwa resiko pasar dan resiko perusahaan memiliki korelasi yang tinggi ( yang umum terjadi di kebanyakan perusahaan yang ada), suatu proyek dengan resiko yang lebih tinggi daripada  biasanya jug aakan memiliki resiko pasar yang lebih tinggi pula dan demikian pula sebaliknya untuk proyek yang memiliki resiko perusahaan yang rendah.


Comments
0 Comments
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment