NAMA : CITRA PUSPITASARI
NIM : 142090183
KELAS : EA –A
PENDEKATAN
TRADISIONAL UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
4.1 HAKIKAT AKUNTANSI : BERBAGAI GAMBARAN
Akuntansi
sebagai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secara tidak langsung menyatakan
bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfat untuk suatu
bidang tertentu. The Handbook of
Accounting mengidentifikasi berbagai bidang yang memanfaatkan akuntansi
yaitu: laporan keuangan, penentuan dan perencanaan pajak, audit independent,
system-sistem pemrosesan data dan informasi, akuntansi biaya dan manajemen,
akuntansi pendapatan nasional, dan konsultasi manajemen.
4.1.1 Akuntansi sebagai ideologi: Akuntansi
telah dipandang sebagai fenomena ideologis–sebagai sarana untuk mendukung dan
melegitimasi tatanan sosial, ekonomi, dan politik saat ini. Persepsi ini ditunjukkan
dengan sangat baik oleh Weber, yang mendefinisikan tindakan rasionalisasi ekonomi
sebagai “perluasan penghitungan kuantitatif atau akuntansi dilakukan secara
teknis dan nyata”.
4.1.2 Akuntansi sebagai bahasa: Akuntansi telah
dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu cara,
pengkomunikasian informasi tentang bisnis. Persepsi bahwa akuntansi merupakan
suatu bahasa juga diakui oleh profesi akuntansi, yang mempublikasikan buletin
terminologi akuntansi. Hal ini dinyatakan dalam literatur empiris, yang
berusaha mengukur hubungan konsep-konsep akuntansi.
4.1.3 Akuntansi sebagai catatan historis: Akuntansi
dipandang sebagai cara penyajian sejarah perusahaan dan transaksi yang
dilakukannya dengan pihak lain. Konsep pertanggungjawaban merupakan ciri
hubungan prinsipal (pemilik) dengan agen (manajer). Pengukuran konsep pertanggungjawaban
telah dikembangkan dari waktu ke waktu. Birnberg
membedakannya dalam empat periode: 1) Periode pemeliharaan murni 2) Periode
pemeliharaan tradisional 3) Periode utilisasi aktiva dan 4) Periode terbuka
4.1.4 Akuntansi sebagai realitas ekonomi masa
kini: Argumen yang mendukung pandangan ini adalah baik neraca maupun laporan
laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas
ekonomi saat ini dari pada kos historis. Tujuan utama dari pandangan akuntansi
ini adalah penetapan pendapatan sesungguhnya (true income).
4.1.5 Akuntansi sebagai sistem informasi:
Pandangan Ini mengasumsikan akuntansi sebagai suatu proses yang menghubungkan
sumber informasi ,saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima. Pandangan
tentang akuntansi memberikan manfaat yang baik secara konseptual maupun secara
empiris.
4.1.6 Akuntansi sebagai komoditas: Pandangan ini
muncul disebabkan adanya permintaan informasi khusus. Sebagai sebuah komoditas
publik, akuntansi menyediakan dasar ideal untuk regulasi, yang berdampak pada kebijakan
publik dan memantau seluruh bentuk perjanjian antara organisasi dengan
lingkungannya.
4.1.7
Akuntansi sebagai mitos: Suatu
penggunaan informasi akuntansi menjadi sebuah perilaku manajerial yang tepat. Menurut
Martha Feldman dan James March: Pengumpulan informasi
menyediakan suatu jaminan yang bersifat ritual bahwa telah dilakukan sikap yang
benar dalam pengambilan keputusan.
4.1.8 Akuntansi sebagai alasan logis: Digunakan
untuk melekatkan makna terhadap peristiwa dan karenanya menyediakan justifikasi
bagi kejadian dimasa datang.
4.1.9 Akuntansi sebagai perumpamaan: Akuntansi
memberikan kontribusi terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari
organisasi. Akuntansi bertindak sebagai suatu
gambaran organisasi melalui peristiwa yang telah diseleksi dan transaksi yang
terjadi di organisasi. Konsekuensinya adalah timbul perasaan akan pentingnya
akuntansi dan konsepsi tertentu mengenai realitas organisasi.
4.1.10 Akuntansi sebagai percobaan: Akuntansi cukup
fleksibel untuk mengakomodasi berbagai situasi, adaptasi solusi baru untuk
masalah baru dan beradaptasi pada kasus yang paling kompleks. Perusahaan-perusahaan dapat melakukan percobaan melalui
pemakaian data, teknik, laporan atau pengungkapan akuntansi yang berbeda agar
sesuai dengan lingkungan tertentu yang mereka miliki dan untuk beradaptasi
terhadap kondisi yang berubah, dan bukannya terhamnat atau terpaku kepada
pendekatan konvensional yang sama. Akuntansi merupakan percobaan terutama
ketika ia bersifat sukarela, inovatif dan tentative.
4.1.11 Akuntansi sebagai distorsi: karena digunakan
untuk mengendalikan atau mempengaruhi tindakan baik dari pengguna internal dan
pengguna eksternal.
Tindakan disfungsional berupa manipulasi data
ini disebut sebagai gangguan suara. Metode yang digunakan untuk mendistorsi
system informasi dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori besar berikut ini
:
a.
Perataan
atau penghalusan : mencakup proses pengubahan arus data alami atau terencana
tanpa mengubah aktivitas actual dari organisasi.
b.
Pembiasan
: mencakup proses pemilihan tanda-tanda yang memiliki kemungkinan paling besar
untuk diterima dan dipilih oleh pengirim.
c.
Pemfokusan
: mencakup proses baik penguatan ataupun pelemahan aspek-aspek tertentu dari
sekumpulan informasi.
d.
Permainan
: mencakup proses menyelesaikan aktivitas-aktivitas oleh pengirim sehingga
menyebabkan terkirimnya pesan.
e.
Penyaringan
: mencakup proses pemilihan aspek-aspek tertentu yang menguntungkan dari
serangkaian informasi yang sama berharganya dari komunikasi melalui
pengumpulan, penyajian, agregasi, penahanan, atau penundaan.
f.
Tindakan
illegal : mencakup proses pemalsuan data dan akibatnya melanggar hukum privat
atau public.
4.2
PENYUSUNAN DAN VERIFIKASI TEORI
Teori
seharusnya tunduk menjadi subjek dari suatu tujuan yang bersifat logis dan
empiris untuk membuktikan keakuratannya. Apabila teori didasarkan pada fenomena
fisik atau sosial, pembuktiannya sebaiknya diprediksi melalui hubungan antara
kejadian-kejadian dan observasi-observasi sesungguhnya yang digunakan untuk
membuat kesimpulan. Suatu teori akuntansi seharusnya dapat menjelaskan dan
memprediksi fenomena akuntansi yang ada: saat sejumlah fenomena muncul,
fenomena-fenomena tersebut diharapkan dapat membuktikan kebenaran teori
tersebut.
4.3 HAKIKAT TEORI AKUNTANSI
Tujuan
utama teori akuntansoi adalah menyajiakn suatu dasar dalam memprediksi dan
menjelaskan perilaku serta kejadian – kejadian akuntansi. Toeri didefinisikan
sebagai “sekumpulan gagasan ataupun konsep, definisi dan dalil yang menyajikan
suatu pandangan sistematis tentang suatu fenomena, dengan menjelaskan suatu
variabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksi fenomena.
Ada
beberapa pencetus teori yang berpendapat sebaliknya. E.S Hendrikson mendefinisikan teori akuntansi sebagai sekumpulan
prinsip-prinsip luas yang (1) menyajikan suatu kerangka acuan umum di mana
praktek akuntansi dapat dinilai, dan (2) mengarahkan pengembangan praktek dan
prosedur baru. McDonald berpendapat bahwa suatu teori memiliki tiga elemen: 1)
pengodean fenomena 2) manipulasi 3) penerjemahan kembali kedunia nyata.
4.4 METODOLOGI DALAM PERUMUSAN TEORI
AKUNTANSI
Teori
akuntansi deskriptif menggunakan metodologi secara tradisional dalam penyusunan
teori akuntansi dan merupakan sebuah upaya untuk menilai apa yang terjadi
melalui penyusunan praktek-praktek akuntansi sedangkan Teori akunatansi
normatif merupakan sebuah upaya untuk menilai sejumlah praktek yang seharusnya
dapat digunakan.
4.5 PENDEKATAN UNTUK PERUMUSAN TEORI
AKUNTANSI
1.
Pendekatan Non-teoritis, berupa
pendekatan pragmatis dan pendekatan kekuasaan . Pendekatan pragmatis terdiri
dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik
sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis. Menurut
pendekatan ini, teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya dipilih atas
dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya dengan
proses pembuatan keputusan.
2.
Pendekatan teoritis
a.
Deduktif : Pendekatan ini dimulai dengan
asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dari
sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi
pengembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari
kondisi yang bersifat umum (asumsi dasar tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi
spesifik (pertama, prinsip-prinsip akuntansi dan kedua teknik-teknik
akuntansi).
b.
Induktif: Pendekatan ini dimulai dengan
serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan
selanjutnya akan diperoleh rumusan, gagasan, serta prinsip-prinsip akuntansi
dan pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara
berulang.
c.
Pendekatan Etis: pendekatan etis terdiri
dari konsep kewajaran (fairness), keadilan (justice), keseimbangan (equity),
dan kebenaran (truth). Justice sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh
pihak yang berkepentingan, truth sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan
benar tanpa adanya kesalahan interpretasi, dan fairness sebagai penyajian yang
wajar, tidak bias, dan tidak memihak.
d.
Pendekatan sosoilogi: Pendekatan ini
menekankan pada pengarus sosial yang ditimbulkan teknik akuntansi yang
merupakan perluasan konsep kewajaran yang dinamakan sosial kesejahteraan
social. Pendekatan ini mengasumsikan adanya nilai-nilai sosial yang mapan yang dapat
digunakan sebagai criteria dalam penyusunan teori akuntansi.
e.
Pendekatan ekonomi: Pendekatan ini
menekankan pada pengendalian perilaku indicator-indikator ekonomi makro, yang
diakibatkan oleh berbagai praktek akuntansi. Criteria umum yang digunakan dalam
pendekatan ekonomi makro adalah (1) kebijakan dan teknik akuntansi yang
digunakan harus menyajikan realitas ekonomi dan (2) pemilihan teknik-teknik
akuntansi harus bergantung pada konsekuensi ekonomik.
4.6 PENDEKATAN SELEKTIF
UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
Secara umum, perumusan
siatu teori akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip akuntansi telah
mengikuti pendekatan selektif, atau kombinasi dari berbagai pendekatan.
Pendekatan selektif ini telah memberikan peningkatan kepada pendekatan baru
yang sedang diperdebatkan dalam literature : pendekatan peraturan, pendekatan
perilaku serta pendekatan kejadian, prediksi da positif.
Pertanyaan
:
1. Pada pendekatan induktif dalam suatu
teori itu mencakup empat tahap. Bagaimana cara menguji generalisasi pada pendekatan
induktif?
2. Mengapa dalam menyusun suatu teori
akuntansi dengan menggunakan pendekatan
pragmatis dan kekuasaan itu dikatakan tidak terlalu berhasil untuk mencapai
suatu kesimpulan yang memuaskan ?