Monday, April 9, 2012

Teori Akuntansi_ Hakikat & Penggunaan Akuntansi


NAMA  : CITRA PUSPITASARI
NIM      : 142090183
KELAS : EA-A
Resume Tugas Teori Akuntansi 

HAKIKAT DAN PENGGUNAAN AKUNTANSI

2.1       DEFINISI DAN PERANAN AKUNTANSI
Definisi akuntansi
Definisi akuntansi oleh Komite Terminologi dari American Institute of Certified Public Accountants adalah sebagai berikut: Akuntansi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang, transaksi –transaksi dan kejadian –kejadian yang paling tidak sebagian diantaranya, memiliki sifat keuangan dan selanjutnya menginterprestasikan selanjutnya.
Baru-baru ini akuntansi didefinisikan sebagai suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif dari entitas ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam menentukan pilihan di antara serangkaian tindakan alternative yang ada.
Adapun perusahaan memberikan dan menerima informasi dari empat sumber.
1.             Bagi para penanam modal, perusahaan memberikan (a)laporan keuangan (b) rilis –rilis pers (c) pertemuan bagi para analis (d)buku – buku fakta. Dari para penanam modal ia menerima informasi mengenai (a) kebenaran dalam permodalan (b) melaksanakan penawaran surat berharga (c) kapasitas keuangan.
2.             Kepada para pelanggan dari pemasok, perusahaan memberikan informasi mengenai mutu produk/jasa dan menerima informasi mengenai kelayakan kredit dan kulaisikasi pelanggan.
3.             Kepada masyarakat secara umum, perusahaan menerima informasi mengenai (a) kebijakan peraturan perpajakan (b) persyaratan pemberian pekerjaan (c) mutu udara/air (d) pembatasan lingkungan dan memberikan informasi mengenai (a) dampak –dampak kepada lingkungan (b) dampak pemberian pekerjaan (c) pelaporan pajak.
4.             Kepada orang berbakat, perusahaan menerima informasi mengenai (a) kompetensi (b) kebijakan ketenagakerjaan (c) kompensasi (d) informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, dan memberikan informasi mengenai (a) tunjangan (b) kebijakan pemberian pekerjaan (c) kompensasi (d) informasi yang berhubungan dengan pekerjaan.

Akuntansi : seni atau ilmu?
Argumen ini dijabarkan dengan sangat tepat oleh Mautz sebagai berikut:
Akuntansi berhubungan denagan perusahaan, yang tentunya merupakan kelompok sosial; akuntansi berkepentingan dengan transaksi dan kejadian ekonomi lainnya konsekuensi dan mempunyai dampak atas hubungan sosial: akuntansi menghasilka pengetahuan yang berguna dan berarti bagi orang-orang yang terlibat dalam aktivitas yang memiliki implikasi sosial: akuntansi pada hakikatnya bersifat mental. Menurut dasar pedoman yang ada, akuntansi adalah suatu ilmu sosial.

Sifat dan peranan akuntansi
Sifat –sifat baik (virtue) dari praktik meliputi: (a) kejujuran, (b) memililiki kepedulian terhadap status ekonomi pihak lain (c)sensitif terhadap nilai kerja (d) sifat akuntansi yang komunikatif (e) penyebaran informasi dengan ekonomi.
Tetapi kadang kala realisasi dari sifat sifat diatas dihalangi oleh kendala seperti: (a) dominasi dari imbalan eksternal yang mengancam kebebasan auditor (b) kekuatan intuisi yang merusak dan (c) kegagalan membedakan sifat baik dengan hukum.
Peranan dari akuntansi adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku ekonomi yang diakibatkan oleh aktivitas – aktivitas perusahaan dalam lingkungannya.

2.2         PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI
Hakikat dalam pengukuran dalam akuntansi
Secara umum akuntansi dianggap sebagai slah satu alat pengukuran sekaligus suatu disiplin komunikasi. Pengukuran memiliki arti “pemeberian angka – angka kepada objek atau kejadian kejadian menurut aturan tertentu.

Jenis ukuran
Terdapat beberapa jenis ukuran yang mungkin dalam  akuntansi:
1.        Ukuran ukuran akuntansi dapat langsung maupun tidak langsung.
Ukuran langsung atau utama adalah ukuran nyata dari suatu objek atau atribut yang ia miliki. Ukuran tidak langsung atau sekunder diambil secara tidak langsung melalui suatu transformasi aljabar dari sejumlah angka yang mencerminkan ukurang lansung dari beberapa ojek atau atribut. Objek atau atribut ini adalah objek – objek intrinsik dari suatu ukuran tidak langsung.
2.        Dapat diklasifikasikan sebagai ukuran lampau, masa kini, atau ukuran masa depan yang masing – masing mengacu pada kejadian dimasa lampau, masa kini atau di masa depan.
3.        Dapat diklasifikasikan sebagai suatu ukuran retstropektif, ukuran kontemporer, atau ukuran prospektif.
4.        Pengukuran dapat berupa : a) Pengukuran fundamental dimana suatu angka dapat diberikan kepada suatu sifat sesuia dengan refrensinya terhadap hukum alam, dan tidak bergantung pada pengukuran dan variabel  lain. b) Pengukuran turunan yang bergantung kepada pengukuran dari dua atau lebih kuantitas dan bergantung kepada adanya teori empiris .
5.        Pengukuran dapat (a) dilakukan ketika teori – teori empiris yang telah dikonfirmasikan mungkin dapat digunakan untuk mendukung keberaddan mereka (b) dibuat melalui suatu keputusan resmi, yamg didasarkan pada definisi yang arbiter.

Jenis skala
Skala dapat diuraikan dalam istilah umum sebagai skala nominal, ordinal, interval, atau rasio.
a.       Skala nominal (nominal scale) akan membantu dalam penentuan keseimbangan, seperti penomoran pemain sepak bola. Skala ni merupakan sistem pengklasifikasian atau pelabelan yang sederhana seperti dalam kasus kode akun.
b.      Skala ordinal (ordinal scale) membantu dalam penentuan lebih besar atau lebih kecil suatu hal, seperti tingkat mutu wol atau nomor jalan, Skala ini merupakan urutan sisitem preferensi.      
c.       Skala interval (interval scale) membantu dalam penentuan keseimbangan dari interval atau perbedaan suhu dan waktu. Skala ini memberikan nilai yang seimbang kepada interval dianatara angka –angka yang telah diberikan.
d.      Skala rasio (ratio scale) membantu dalam penetuan keseimbangan dari rasio, titik nol alamiah, dimana diketahui jarak dari titik tersebut ke paling sedikit satu objek.


2.3         PEMIKIRAN DIBALIK AKUNTANSI PENCATATAN BERPASANGAN
Akuntansi pencatatan berpasangan terdiri dari dua jenis akuntansi pencatatan berpasangan klasifikasional dan akuntansi pencatatan berpasangan kausal. Kedua jenis penctatan tersebut bergantung pada keseimbangan dari debit dan kredit.
Akuntansi pencatatan berpasangan klasifikasional ditujukan untuk tetap menjaga persamaan akuntansi fundamental yang merangkum posisi klasifikasional tersebut.
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS PEMILIK
Pembukuan percatatan berpasangan kausal menggambarkan hubungan sebab akibat antara suatu kenaikan dengan penurunan. Misal :
                        Debet                   Kredit
Persediaan       $ 20000
          Kas                                    $20000

2.4         PRINSIP –PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM

Mereka yang menginginkan keseragaman dan komparabilitas akan memilih GAAP; mereka yang menginginkan fleksibilitas dan cara yang lebih baik untuk menghadapi kondisi yang beragam akan memilih GAAP khusus. Mereka yang memperdebatkan adanya kondis unik atau menentang standar yang berlebihan akan memilih untuk menggunkan OCBOA.

FASB mendefinisikan sebuah perusahaan kecil : Suatu perusahaan yang operasinya relatif kecil, biasanya dengan total pendapatan kurang $5jt. Perusahaan ini (a) dikelola oleh pemilik (b) dan jika ada, sedikit pemilik yang lain, (c) seluruh pemiliknya ikut terlinat (d) jarang terjadi perpindahan kepemilikan (e) stuktur modal yang sederhana.
FASB mendefinisikan publik : Suatu perusahaan yang (a) sahamnya diperdagangkan dipasar publik/ bursa saham (b)diwajibkan untuk memberikan laporan keuangannya kepada Securities and Exchange Commision.

2.5         KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PERUBAHANNYA
Kebijakan akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip –prinsip akuntansi yang spesifik dan metode – metode penerapan prinsip –prinsip tersebut yang dinilai oleh manajemen dari entitas tsb sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang adauntuk menyajikan secara wajar posisi  keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip –prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuangan.
Ada dua studi yang meneliti perubahan – perubahan akuntansi dari (a) perusahaan yang sukses dan tidak sukses (b) perusahaan yang menghadapi atau mengalami perubahan peringkat obligasi.

2.6         AKUNTANSI YANG DIRANCANG
Karena kekontrasannya yang dimilikinya dengan pemilihan teknik dan solusi yang didasarkan pada suatu prinsip. Suatu fenomena yang disebut akuntansi prinsip maka disebutlah akuntansi yang dapat dirancang. Aspek –aspek dari akuntansi yang dapat dirancang termasuk : a). Hipotesis salah saji keuangan secara selektif,  b) perataan laba, c) manajemen laba d) akuntansi kreatif, d) kecurangan akuntansi.

Kreatifitas dalam akuntansi dapat digolongkan menjadi : (1) akuntansi mandi besar, yaitu pada umumnya mengacu kepada langkah – langkah yang diambil oleh manajemen untuk secara drastis mengurangi laba per saham dimasa yang akan datang. (2) akuntansi kreatif, yaitu istilah yang biasanya digunkan oleh pers populer untuk mengacu kepada apa yang dianggap oleh jurnalis dilakukan oleh akuntan untuk menjadikan laporan keuangan.

Kecurangan adalah istilah generic, dan merangkum seluruh ragam cara yang dapat diciptakan oleh kecerdasan manusia, yang dilakukan oleh seseorang untuk meraih keuntungan dari orang lain dari penyajian yang salah. Ada beberapa macam bentuk kecurangan, yaitu :
a.         Kecurangan korporat, yaitu pada umumnya dilakukan oleh pejabat, eksekutif, manager.
b.        Kecurangan dalam pelaporan keuangan. Jenis – jenis umum dari kecurangan dalam pelaporan keuangan meliputi: a) manipulasi, pemalsuan b) penekanandampak dari transaksi yang sudah selesai c) pencatatan transaksi tanpa adanya substansi d) kesalahan penerapan dalam kebijakan akuntansi e) kegagalan untuk mengungkapakan informasinya.
c.     Kejahatan kerah putih. Kejahatan kerah putih dapat dikenali dari lima komponen utama, (1) maksud untuk melakukan kejahatan, (2) menyamarkan tujuan, (3) menggantungkan diri pada kenaifan korban (4) tindakan korban secara sukerela untuk membantu pelakukejahatan (5) penyembunyian pelanggaran tersebut.
 d.   Kegagalan audit.
2.7       PROLETARISASI TEKNIS DAN IDEOLOGI PARA AKUNTAN
Terjadinya persaingan dalam lingkungan pekerjaan memiliki empat aspek : orang tersebut diasingkan dari objek yang ia produksi, dari proses produksi, dari dirinya sendiri dan dari komunitas rekan-rekannya. Dalam kondisi terasing ini, pola piker dari para akuntan, kesadaran mereka, sebagian besar hanya merupakan pencerminan dari kondisi yang mereka temukan dan posisi yang mereka tempati dalam proses produksi. Situasi ini adalah suatu hal yang serius terutama bagi para akuntan wanita.

2.8       KESADARAN PARA PENGGUNA YANG DIREKAYASA
Kadang, dalam proses yang mengarah kepada “kesadaran yang direkayasa” ini, manajer mungkin mengganti suatu “kesadaran palsu” melalui suatu proses yang oleh para peneliti telah dikaitkan dengan bermacam-macam istilah, dari perataan laba hingga kecurangan dalam pelaporan keuangan. Dalam merekayasa kesadaran dari para pengguna melalui penyebaran informasi secara selektif tadi, menejemen dapat menembahkannya dengan pencucian otak dan hipnotis secara kolektif atau pengkondisian social.

2.9       PERSPEKTIF ETIKA DALAM AKUNTANSI
a.   Etika Utilitarian. Asumsi implisitnya adalah bahwa biaya dan manfaat suatu tindakan dapat diukur berdasarkan suatu skala numeric dan yang umum dan dapat ditambahkan atau dikurangkan satu sama lain. Keunggulan dari etika utilitarian adalah : (1) sasaran moralitas (2) proses pemikiran moral (3) fleksibilitas dan pengecualian (4) menghindari konflik aturan. Sedangkan kesulitan yang muncul akubal adanya utilitarianisme adalah : (1) penolakan dari kewajiban khusus (2) penolakan dari hak asasi (3) penolakan dari keadilan.
b.      Etika Deontologi. Pendekatan ini mempertimbangkan suatu tindakan yang menurut moral benar jika telah sesuai dengan aturan moral yang tepat.
c.    Pemikiran dan Kelayakan. Etika ini menggabungkan antara aspek-aspek dari kedua pendekatan tersebut.

Pertanyaan:
1.      Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk menekan adanya kecurangan dalam akuntansi?
2.   Apakah sistem pengendalian juga ikut berkembang seiring dengan berkembangnya kejahatan dalam akuntansi?
Comments
0 Comments
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment