AKUNTANSI
KEUANGAN LANJUTAN I
PENGGABUNGAN
USAHA BANK MANDIRI
OLEH :
KELAS
F KELOMPOK 2
- LYNDA AGUSTIN JENEER ADAM 142090142
- DENNI CAHYA DEWI 142090165
- OSSY MURPRATIWI 142090179
- CITRA PUSPITASARI 142090183
JURUSAN
AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
ALLAH SWT, karena atas segala nikmat dan kesempatan yang diberikan, penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penggabungan Usaha Bank
Mandiri” dengan tepat waktu dan sebaik
mungkin.
Makalah
ini disusun guna menyelesaikan tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan I yang akan
dikumpulkan waktu dekat ini. Makalah ini juga dikerjakan untuk memenuhi nilai
tugas dan diharapkan mendapatkan nilai seperti penyusun harapkan.
Terima
kasih ditujukan kepada Ibu Sri Hastuti, SE, MSI, AKT selaku Dosen Akuntansi
Keuangan Lanjutan I atas waktu yang diberikan untuk menyelasaikan makalah ini.
Terima kasih kepada teman – teman Kelompok II yang sudah menyisihkan waktunya
untuk mencari bahan sebanyak mungkin dan bersama –sama mengerjakan makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini, kami selaku penyusun masih merasa banyak kekurangan
yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, penyusun selalu terbuka untuk menerima saran-saran
yang konstruktif.
Kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya teman – teman Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi 2009.
Yogyakarta, 03 Januari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal .....................................................................................................................
1
Kata pengantar
.................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
......................................................................... 5
1.2. Ruag lingkup
..........................................................................................
7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Merger dan Akuisisi
...............................................................................
8
2.1.1. Definisi
.......................................................................................
8
2.1.2. Jenis
– jenis Merger dan Akuisisi .............................................. 8
2.1.3. Alasan
– alasan melakukan Merger dan Akuisisi ...................... 10
2.1.4. Kelebihan dan kekurangan Merger ............................................
12
2.1.5. Kelebihan
dan kekurangan Akuisisi .......................................... 12
2.2. Profil Perusahaan
...................................................................................
13
2.2.1. Bank Bumi Daya (BBD)
............................................................ 13
2.2.2. Bank Dagang Negara (BDN)
..................................................... 13
2.2.3. Bank
Expor Impor (Bank Exim) ................................................ 13
2.2.4. Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
.................................. 14
2.3. Proses Merger dan Akuisisi
................................................................... 14
2.4. Setelah Merger dan Akuisisi
.................................................................. 15
2.4.1. Transformasi Tahap 1
.................................................................. 15
2.4.2. Transformasi Lanjutan
................................................................. 17
2.4.3. Dampak Pelaksanaan Merger
.......................................................19
BAB III SIMPULAN
3.1. Simpulan
................................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................... 23
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang melanda di Indonesia sejak
pertengahan tahun 1997 mengakibatkan seluruh potensi-potensi ekonomi
mengalami kemandegan dan diambang kebangkuratan. Salah satu sektor yang
sangat mempengaruhi kegiatan sektor riil
yaitu sektor jasa keuangan (perbankan) di Indonesia terpaksa ditutup atau
dibekukan kegiatannya akibat
ketidakmampuan bank tersebut dalam mengelola operasionalnya. Salah satu
penyebab dibekukannya kegiatan operasi perbankan oleh pemerintah adalah
pinjaman luar negeri yang membengkak lebih dari tiga kali lipat akibat nilai
tukar rupiah terhadap dollar naik secara drastis. Disamping itu, penyaluran
kredit yang dilakukan oleh bank yang ditutup atau dibekukan diberikan kepada
industri terkait yang memiliki hubungan kepemilikan dengan bank tersebut.
Penyaluran kredit yang berindikasi KKN tidak hanya dilakukan oleh perbankan
swasta, tetapi bank pemerintah (BUMN) juga ikut melakukannya. Hanya saja, dalam
perjalanannya pemerintah lebih cenderung membekukan kegiatan perbankan swasta,
sedangkan bank pemerintah dilakukan restrukturisasi dengan cara penggabungan
(merger) dan rekapitalisasi melalui penerbitan obligasi pemerintah untuk
menambah modal bank. Pelaksanaan program rekapitalisasi bank merupakan salah
satu komitmen pemerintah Indonesia sebagaimana tercantum dalam Letter of Intent (LoI) dengan IMF yang
dinamakan dengan reformasi perbankan. Dalam kerangka penggabungan tersebut, akhir Februari 1998, pemerintah
telah mengumumkan rencana restrukturisasi bank pemerintah dengan cara
penggabungan. Adapun bank pemerintah yang akan digabung adalah: Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo)
Secara resmi tanggal 2 Oktober 1998 penggabungan
keempat bank pemerintah telah berganti nama menjadi Bank Mandiri. Sedangkan
penggabungan seluruh laporan keuangan efektif dilakukan pada akhir Juli 1999
sekaligus mengurangi jumlah kantor cabang dan sumber daya manusia yang ada di
empat bank tersebut.
Dengan penggabungan keempat bank
pemerintah tersebut diharapkan Bank Mandiri mampu :
1.
Pertama,
industri perbankan Indonesia akan menjadi lebih kuat dan stabil apabila
ditopang oleh bank-bank berskala besar.
2.
Kedua, intervensi pemerintah terhadap
bank pemerintah semakin berkurang, apabila restrukturisasi perbankan berhasil maka
besar kemungkinan Bank Mandiri akandiprivatisasi dengan tujuan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan likuiditas
dan pengembangan usaha.
3.
Ketiga, kinerja keuangan Bank Mandiri
diharapkan semakin baik dibandingkan sebelum penggabungan. Keempat, semakin
sehatnya Bank Mandiri, maka sektor riil yang membutuhkan jasa keuangan bank
tersebut akan semakin baik dan secara makro perekonomian nasional semakin
membaik di masa yang akan datang.
Setelah pemaparan di atas, berikut
ini penyebab merger Bank Mandiri dari berbagai sumber yang penulis temui yaitu:
1.
Terjadinya krisis ekonomi pada tahun
1998 yang sering dikenal sebagai tahun kelam dunia perbankan. Hal ini
menyebabkan tidak kurang dari 16 bank kolaps dan tidak beroperasi lagi.
2.
Modal yang terus tergerus hebat, membuat
bank kelimpungan karena pendapatan menurun tajam.
3.
Kerugian semakin menggunung.
4.
Pertumbuhan minus dan terus terpuruk
secara drastis.
5.
Merger, satu-satunya pilihan tepat agar
ke-4 bank tersebut tidak ditutup.
1.2.
RuangLingkup
Ruang lingkup makalah ini terbatas pada proses merger serta hal - hal yang berkaitan dengan kejadian sebelum proses merger dan kejadian setelah merger.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Merger
dan Akuisisi
2.1.1. Definisi
a. Merger
Merger
adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang
me-merger mengambil atau membeli semua asset dan liabilities perusahaan yang
di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50%
saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya
menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey,
Myers, & Marcus, 1999, p.598).
b.
Akuisisi
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah
perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).
2.1.2. Jenis-jenis
Merger dan Akusisi
Menurut
Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain dengan
beberapa cara, yaitu:
a.
Merger
Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk
bergabung dengan persetujuan para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan
ini disetujui oleh paling sedikit 50% shareholder dari target firm dan bidding
firm. Pada akhirnya target firm akan menghilang (dengan atau tanpa proses
likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.
b.
Konsolidasi
Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.
Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.
c.
Tender offer
Terjadi
ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa persetujuan manajemen
target firm, dan disebut tender offer karena merupakan
hostile takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap penawaran. Banyak tender
offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil
mengambil alih kontrol target firm.
d.
Acquisistion of assets
Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan
lain melalui persetujuan pemegang
saham target firm. (p.835).
Menurut
Ross,Westerfield, dan Jaffe 2002. Hanya ada tiga cara untuk melakukan akuisisi,
yaitu:
a.
Merger atau konsolidasi
Merger
adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding firm tetap berdiri dengan identitas dan
namanya, dan memperoleh semua aset dan
kewajiban milik target firm. Setelah merger target firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding
firm. Konsolidasi sama dengan merger kecuali terbentuknya
perusahaan baru. Kedua perusahaan sama-sama menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan menjadi
bagian dari perusahaan baru itu,
dan antara perusahaan yang di-merger atau yang me-merger tidak dibedakan.
b.
Acquisition of stock
Akuisisi
dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat dengan cara membeli sacara tunai,
saham, atau surat berharga lain. Acquisition
of stock dapat dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lain,
dan pada beberapa kasus, penawaran diberikan
langsung kepada pemilik perusahaan yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender offer.
Tender offer adalah penawaran kepada
publik untuk membeli saham target firm, diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik
perusahaan lain.
c.
Acquisition of assets
Perusahaan dapat mengakuisisi
perusahaan lain dengan membeli semua asetnya. Pada jenis ini, dibutuhkan suara
pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat halangan dari pemegang saham
minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of stock (p.817-818).
Sedangkan
berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau akuisisi dapat
dibedakan :
a.
Horizontal
merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang
industri yang sama bergabung.
b.
Vertical
merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau customernya.
c.
Congeneric
merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak dalam
garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya adalah
perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
d.
Conglomerate
merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis melakukan
merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003, p.717).
2.1.3 Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun akuisisi, yaitu:
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun akuisisi, yaitu:
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan
pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha
dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya
produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi,
maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger
menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of scale). Tingkat skala ekonomi
terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih
besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak
jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama
karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
c. Meningkatkan dana
Banyak
perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana
untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan
tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan
peningkatan daya pinjam perusahaan dan
penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.
d.
Menambah ketrampilan manajemen atau
teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat
berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi pada manajemennya atau
kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya
dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan
diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian
pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau sampai kerugian pajak dapat
tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi
dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak.
Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan
setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang
diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak,
tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
f.
Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan
perusahaan memiliki likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar,
maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih
likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah
perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm
mengakuisisi perusahaan lain,dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang,
karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk
ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-716).
2.1.4.
Kelebihan dan Kekurangan Merger
a. Kelebihan Merger
a. Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih
sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan
Sudomo, 2001, p.641)
b. Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki
beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang saham
masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut
diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)
2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi
a. Kelebihan Akuisisi
Keuntungan - keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan Akuisisi
Keuntungan - keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:
a)
Akuisisi
Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga
jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm,mereka dapat menahan
sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
b)
Dalam
Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang
saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak
diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
c)
Karena
tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham
dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile
takeover).
d)
Akuisisi
Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suarapemegang
saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang
saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo,
2001, p.643-644).
b. Kekurangan
Akuisisi
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
a)
Jika
cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan
menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi
agar akuisisi terjadi.
b)
Apabila
perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c)
Pada
dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik
nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001,
p.643
2.2. Profil
Perusahaan
Bank
Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari
nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi
Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya
adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi
hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara
digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank
Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.
Bank Dagang Negara
merupakan salah satu bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara
dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di
Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi
Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan
berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah yang membiayai
sektor industri dan pertambangan.
Bank
Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V.
Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan
mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah
Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada
tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank
Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit II dipecah
menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi
Expor – Impor, yang akhirnya menjadi BankExim, bank Pemerintah yang membiayai
kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara
(BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri
Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu,
khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank
milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo.
Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui
pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur,
transportasi dan pariwisata.
2.3. Proses Merger
Ada
beberapa langkah atau tahapan yang dilakukan Bank Mandiri pada proses merger. Proses tersebut adalah:
a.
Tahapan
persiapan merger yang meliputi inisiasi merger, penetapan tujuan melaksanakan
merger, jenis merger yang akan dipilih dan inventarisasi isu-isu yang timbul.
Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting karena akan menentukan
berhasil tidaknya rencana merger.
b.
Tahapan
selanjutnya adalah legal merger yang meliputi pembentukan tim merger, pemenuhan
persyaratan merger, penunjukan konsultan untuk membantu merger, pemilihan
partner merger, penetapan kebijakan selama proses merger, dan penyusunan
rencana kerja. Kegagalan suatu merger dapat terjadi karena kesulitan bank
peserta merger untuk memenuhi persyaratan merger khususnya dalam menambah modal
dan mengurangi aktiva yang tidak produktif.
c.
Tahapan
terakhir proses merger adalah operasional merger dimana tahapan ini dapat
menggambarkan keberhasilan suatu proses merger. Tahapan ini meliputi komunikasi
kepada semua pihak tentang merger dan integrasi bank-bank peserta merger (SDM,
operasional, IT dan lain-lain).
2.4. Setelah dilakukan Merger dan Akuisisi Pada Bank Mandiri
Segera
setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh.
Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan
rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank
Mandiri diimplementasikan ke semua jaringan dan seluruh kegiatan periklanan dan
promosi lainnya. Selain itu, Bank Mandiri berhasil mengimplementasikan core
banking system baru yang terintegrasi menggantikan core
banking system legacy yang terpisah.
Semenjak
didirikan, kinerja Bank Mandiri terus meningkat terlihat dari laba yang terus
meningkat dari Rp 1,18 Triliun di tahun 2000 hingga mencapai Rp 5,3 Triliun di
tahun 2004. Selain itu, Bank Mandiri juga mencatat prestasi penting dengan
melakukan penawaran saham perdana pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau ekuivalen
dengan 4 Milliar lembar saham.
Pada
tahun 2005 Bank Mandiri mengalami permasalahan yang mengakibatkan menurunnya
kinerja bank. Salah satunya adalah dengan meningkatnya kredit bermasalah,
tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) net konsolidasi
yang meningkat dari 1,60% di tahun 2004 menjadi 15,34% di tahun 2005. Hal ini
secara langsung berdampak pada penurunan laba Bank Mandiri secara signifikan
dari sebelumnya sebesar Rp 5,3 Triliun di tahun 2004, menjadi Rp 603 Miliar di
tahun 2005 atau mengalami penurunan sebesar sekitar 80%. Dari sisi kepercayaan
investor di bursa, harga saham Bank Mandiri juga mengalami penurunan dari Rp
2.050 pada Januari 2005 hingga ke level Rp 1.110 pada November 2005.
2.4.1. Transformasi Tahap Pertama
Tahun
2005 menjadi titik balik bagi Bank Mandiri, dimana Bank Mandiri memutuskan
untuk menjadi Bank yang unggul di regional atau menjad iRegional Champion.
Bank Mandiri mencanangkan program Transformasi yang dilaksanakan melalui 4 (empat)
strategi utama, yaitu :
a.
Implementasi budaya, melalui restrukturisasi organisasi
berbasis kinerja, penataan
ulang sistem penilaian berbasis kinerja, pengembangan leadership dan talent,
serta penyesuaian sumber daya manusia dengan kebutuhan strategis.
b.
Pengendalian Non Performing Loan secara
agresif, dimana Bank Mandiri fokus pada penanganan kredit macet dan
memperkuat risk management system.
c.
Meningkatkan pertumbuhan bisnis yang melebihi rata-rata
pertumbuhan pasar melalui strategi dan value preposition yang distinctive untuk
masing-masing segmen.
d.
Pengembangan dan pengelolaan program aliansi antar
Direktorat atau Business Unit dalam rangka optimalisasi layanan kepada nasabah,
serta untuk lebih menggali potensi bisnis nasabah-nasabah eksisting maupunvalue
chain dari nasabah-nasabah dimaksud.
Untuk dapat meraih aspirasinya
menjadi Regional Champion Bank, Bank Mandiri melakukan transformasi secara
bertahap melalui 3 (tiga) fase:
a.
Fase pertama "Back on Track" (2006
- 2007), yakni fokus untuk membenahi dan membangun dasar-dasar pertumbuhan Bank
Mandiri di masa datang;
b.
Fase kedua "Outperform the Market" (2008
- 2009), yakni fokus pada pertumbuhan bisnis Bank Mandiri agar dapat tumbuh
signifikan di seluruh segmen dan memiliki profitabilitas diatas rata-rata
pasar;
c.
Fase ketiga "Shaping the End Game" (2010),
yakni fase dimana Bank Mandiri dapat memiliki peranan aktif dalam proses
konsolidasi sektor Perbankan Indonesia.
Proses
transformasi yang telah dijalankan Bank Mandiri sejak tahun 2005 hingga tahun
2010 secara konsisten berhasil meningkatkan kinerja Bank Mandiri, tercermin
dari peningkatan berbagai parameter finansial. Kredit bermasalah turun
signifikan, tercermin dari rasio NPL net konsolidasi yang turun dari sebesar
15,34% di tahun 2005 menjadi 0,62% di tahun 2010. Selain itu laba bersih Bank
Mandiri juga tumbuh sangat signifikan dari Rp 0,6 Triliun di tahun 2005 menjadi
Rp 9,2 Triliun di tahun 2010.
Sejalan
dengan transformasi bisnis, Bank Mandiri juga melakukan transformasi budaya
dengan merumuskan kembali nilai-nilai budaya untuk menjadi pedoman pegawai
dalam berperilaku. Bank Mandiri menetapkan 5 (lima) nilai budaya perusahaan
yang disebut "TIPCE" yaitu: Kepercayaan(Trust),
Integritas (Integrity), Profesionalisme (Professionalism),
Fokus pada pelanggan (Customer focus), dan Kesempurnaan (Excellence).
Bank Mandiri
juga berhasil mencatat sejarah dalam peningkatan kualitas layanan. Selama empat
tahun berturut-turut pada tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010, Bank Mandiri
berhasil menempati posisi sebagai service leader perbankan nasional berdasarkan
survey Marketing Research Indonesia (MRI) dengan menempati
urutan pertama pelayanan prima. Selain itu, Bank Mandiri juga mendapat
apresiasi dari berbagai pihak dalam hal penerapanGood Corporate Governance.
Kinerja Bank
Mandiri yang terus meningkat ini direspon positif oleh investor yang tercermin
dari meningkatnya harga saham Bank Mandiri secara signifikan dari posisi
terendah Rp 1.110 per lembar saham pada tanggal 16 November 2005 menjadi Rp
6.500 per lembar saham pada akhir tahun 2010. Dalam kurun waktu kurang lebih 5
tahun, nilai kapitalisasi pasar Bank Mandiri meningkat sekitar 6 kali lipat
dari sebelumnya hanya sebesar Rp 21,8 Triliun menjadi Rp 136,5 Triliun.
2.4.2. Transformasi Lanjutan
Bank Mandiri saat ini sedang dalam tahap pelaksanaan transformasi
lanjutan tahun 2010-2014 dimana Bank Mandiri telah melakukan revitalisasi
visinya untuk "Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling
dikagumi dan selalu progresif". Dengan visi tersebut Bank Mandiri mencanangkan
untuk mencapai milestone keuangan di tahun 2014, yaitu nilai
kapitalisasi pasar mencapai di atas Rp 225 Triliun dengan pangsa pasar
pendapatan mendekati 16%, ROA mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%,
namun tetap menjaga kualitas asset yang direfleksikan dari rasio NPL gross di
bawah 4%. Pada tahun 2014, Bank Mandiri ditargetkan mampu mencapai nilai
kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia serta masuk dalam jajaran Top 5 Bank
di ASEAN. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri mentargetkan untuk dapat
masuk dalam jajaran Top 3 di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan
menjadi pemain utama di regional.
Untuk
mewujudkan visi tersebut, transformasi bisnis di Bank Mandiri tahun 2010 - 2014
akan difokuskan pada 3 (tiga) area bisnis yaitu:
a.
Wholesale transaction: Bank Mandiri akan
memperkuat leadership-nya dengan menawarkan solusi transaksi
keuangan yang komprehensif dan membangun hubungan yang holistik melayani
institusi corporate & commercial di Indonesia.
b.
Retail deposit & payment: Bank Mandiri
memiliki aspirasi untuk menjadi bank pilihan nasabah di bidang retail
deposit dengan menyediakan pengalaman perbankan yang unik dan unggul
bagi para nasabahnya.
c.
Retail financing: Bank Mandiri memiliki
aspirasi untuk meraih posisi nomor 1 atau 2 dalam segmen pembiayaan ritel,
terutama untuk memenangkan persaingan di bisnis kredit perumahan, personal
loan, dan kartu kredit serta menjadi salah satu pemain utama di micro
banking.
Ketiga
area fokus tersebut didukung dengan penguatan organisasi dan peningkatan
infrastruktur (cabang, IT, operation, risk management)
untuk memberikan solusi layanan terpadu. Disamping itu, Bank Mandiri memiliki
dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, teknologi yang selaluupdate,
penerapan manajemen risiko dalam menjalankan bisnis secaraprudent dan
penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang telah teruji.
Bank Mandiri
pada kuartal III tahun 2011 mempekerjakan 27.305 karyawan dengan 1.526 kantor
cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan 7 kantor cabang/perwakilan/anak perusahaan
di luar negeri. Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan jaringan
Electronic Data Capture sebanyak 70.616 unit, serta electronic channels yang
meliputi Mandiri Mobile, Internet Banking, SMS Banking dan Call Center 14000.
Bank Mandiri juga didukung 6 pilar bisnis anak perusahaan yang bergerak di
bidang perbankan syariah, pasar modal, pembiayaan, asuransi jiwa, asuransi
umum, serta bank fokus di segmen mikro.
2.4.3. Dampak
Pelaksanaan Merger
Pelaksanaan
merger baik di Indonesia maupun dinegara lainnya ternyata membawa dampak
positif dan keuntungan bagi perusahaan atau perbankan misalnya seperti lebih
cepat untuk memperoleh operasionalisai perusahaan, teknologi yang digunakan
perusahaan lebih bernilai daripada sebelum melakukan merger, serta mengurangi
devisa yang dikeluarkan karena sebagian besar pasar dilayani dengan prosuk
lokal daripada produk impor.
Bukan hanya keuntungan yang dapat
kita peroleh dari merger. Ada berapa kerugian merger terutama merger lintas
batas, antara lain : perbedaan kultur atau budaya yang disebabkan oleh
perpaduan dua organisasi yang berbeda kebiasaan, nilai, n\bahkan mungkin
negaranya. Kemudian biaya yang
disebabkan oleh metode keuangan, serta harga yang dibayarkan mungkin terlalu
tinggi akibat berbagai hal yang muncul dalam proses.
BAB III
SIMPULAN
Setelah
masa krisis moneter yang di jalani oleh Indonesia serta dampak yang dihadapi
oleh Bank Mandiri, muncul strategi alternatif yaitu kebijakan merger dan
akuisisi sebagai kebijakan dalam mempertahankan bank – bank yang akan kolapas
serta memperbaiki kinerja Bank Mandiri agar dapat bekerja dan beroperasi secara
efisien.
Proses merger dan akuisisi bagi
perbankan memiliki dampak langsung baik positif maupun dampak negatif seperti
yang telah penyusun paparkan diatas, tergantung dari perspektif kita
memandangnya dan strategi yang dilakukal oleh perbankan itu sendiri. Keberhasilan upaya merger dan akuisisi
memerlukan cara yang cukup sulit bagi pihak yang ingin sukses dalam menerapkan
kebijakan ini.
Merger dan akuisisi merupakan
strategi yang rumit, karena bukan hanya berkaitan dengan masalah bisnis, tetapi
juga terkait dengan masalah hukum dan undang – undang yang mengatur.
Keuntungan utama merger adalah
sederhana dan tidak ada boiaya yang besar seperti bentuk akuisis lainnya.
Alasannya bahwa perusahaan secara sederhana setuju untuk menggabungkan seluruh
operasionalnya.
Penyusun juga merasa bahwa keputusan pemerintah saat
itu untuk menggabungkan ke empat bank tersebut adalah suatu pilihan tepat di
tengah krisis yang terjadi. Meskipun di penuhi dengan hambatan-hambatan yang
datang silih berganti, akhirnya Bank Mandiri mampu menunjukkan kualitasnya
sebagai Bank yang kompeten dan potensial.
Berkat penggabungan usaha (merger) ini, tercatat pada
Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang
Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai
sekitar 2.500 ATM dan sembilan anak perusahaan yaitu:
No
|
Nama Anak Perusahaan
|
Jenis Usaha
|
Kedudukan
|
Persentase Kepemilikan
|
1
|
Bank
Mandiri Europe Limited London (BMEL)
|
Perbankan
|
London
|
100%
|
2
|
Mandiri
International Remittance (MIR)
|
Jasa Pengiriman Uang
|
Kuala Lumpur
|
100%
|
3
|
Bank
Syariah Mandiri
|
Perbankan Syariah
|
Jakarta
|
99,99%
|
4
|
Mandiri
Sekuritas
|
Sekuritas
|
Jakarta
|
95,69%
|
5
|
Bank
Sinar Harapan Bali (BSHB)
|
Perbankan
|
Denpasar
|
81,46%
|
6
|
Mandiri
Tunas Finance
|
Pembiayaan Otomatis
|
Jakarta
|
51,00%
|
7
|
AXA
Mandiri Financial Services
|
Asuransi Jiwa
|
Jakarta
|
51,00%
|
8
|
Mandiri
Investasi
|
Manajer Investasi
|
Jakarta
|
99,9% (Mandiri Sekuritas)
|
9
|
Mandiri
AXA General Insurance
|
Asuransi Umum
|
Jakarta
|
60,00%
|
Hal ini tentunya dapat menunjukkan pada kita bahwa merger mampu
menjadi
solusi
terbaik di tengah
krisis
seperti yang terjadi
pada
tahun 1998.
Selain itu nasabah Bank Mandiri yang terdiri
dari berbagai segmen merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia.
Berdasarkan sektor usaha, nasabah Bank Mandiri bergerak dibidang usaha yang
sangat beragam. Sebagai bagian dari upaya penerapan prudential banking & best-practices
risk management, Bank Mandiri telah melakukan berbagai perubahan. Salah
satunya, persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan dengan four-eye
principle, dimana persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan
business unit.
Sebagai bagian diversifikasi risiko
dan pendapatan, Bank Mandiri juga berhasil mencetak kemajuan yang signifikan
dalam melayani Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan nasabah ritel. Pada akhir
1999, porsi kredit kepada nasabah corporatemasih sebesar 87% dari total kredit,
sementara pada 31 Desember 2009, porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro
telah mencapai 42,22% dan porsi kredit kepada nasabah consumer sebesar 13,92%,
sedangkan porsi kredit kepada nasabah corporate mencakup 43,86% dari total
kredit.
Sesudah menyelesaikan program
transformasi semenjak 2005 sampai dengan tahun 2009, Bank Mandiri sedang
bersiap melaksanakan transformasi tahap berikutnya dengan merevitalisasi visi
dan misi untuk menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan
selalu progresif.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Mandiri.
di unduh pada tanggal 17 desember 2011 pada pukul 18.00.
http://www.bankmandiri.co.id.
di unduh pada tanggal 17 desember 2011 pada pukul 18.00.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/merger-dan-akuisisi-pengertian-jenis.html. diunduhpadatanggal 26 Desember 2011 jam 15.00
makasih mba atas makalah nya,judul nya sesuai dengan kami cari
ReplyDeleteiya sama- sama. semoga bermanfaat :D
ReplyDeletemakasih mbak citra puspitasari, makalan dari tugas akl 1 ku sesuai sama dengan mbak citra,
ReplyDeletesalam kenal mba, dari akuntansi UPNVYK juga, dapet tugas akl ini juga wkwk :D
ReplyDelete